Breaking News

Default Placeholder Default Placeholder

Senin, 3 April 2023

MIN 3 Grobogan. Bulan Romadhon, bulan yang senatiasa dinanti-nantikan kehadirannya oleh seluruh kaum muslimin wal muslimat di seluruh penjuru dunia. “Romadhon yaa Romadhon” lantunan merdu itu, sering terdengar di telinga kita dalam menyambut kehadiran bulan Romadhon, bulan suci, bulan yang penuh keberkahan, maghfirah, dan ampunan Allah SWT.

Oleh karena itu, lembaga MIN 3 Grobogan dalam menghadapi bulan suci Romadhon tahun 1444 H ini, seperti pernyataan yang dikutip dari Kepala MIN 3 Grobogan yaitu H. Kumarudin,S.Ag., M.Pd.I, bahwa dalam upaya menambah keimanan dan ketaqwaan kita di lingkungan MIN 3 Grobogan, seluruh Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), setelah jam pembelajaran usai yaitu jam 11.15 (hari Senin sd. Kamis) untuk bertadarus Al Qur’an dilanjut dengan sholat berjamaah dhuhur serta mendengarkan tausiyah oleh ustadz/ustadzah yang ditunjuk.

Sesuai dengan dengan jadwal yang telah buat dan dishare oleh Koordinator Kesiswaan, bahwa hari senin, 3 April 2023 jadwal tausiyah adalah ustadz Muhammad Al Maghfur. Pentausiyah pada kesempatan itu memaparkan tema “Romadhon Sebagai Upaya Penyucian Jiwa”. Tema yang dipaparkan merupakan momentum yang tepat di bulan suci Romadhon, bulan untuk menahan dan membetengi diri dari perbuatan/akhlak buruk (madzmumah) yang bersifat destructive/merusak. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah Saw. yang bersabda :

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Artinya :

“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya” (H.R. Ahmad, shahih).

Dari hadist diatas dapat pahami bahwa puasa akan menjadi pelindung yang akan menghalangi untuk mengikuti godaan akhlak/syahwat yang terlarang. Oleh karena itu tidak boleh bagi orang yang berpuasa untuk membalas orang yang menganiaya dirinya dengan balasan serupa, sehingga jika ada yang mencela ataupun menghina dirinya maka hendaklah dia mengatakan, “Maaf, aku sedang berpuasa.”. Puasa juga dapat menjadi perisai dari api neraka, yang akan melindungi dan menghalangi diri kita dari api neraka pada hari kiamat kelak.

Pentausiyah mengajak kepada seluruh audiens untuk senantiasa menjaga puasanya, tidak hanya sebatas menahan lapar, dahaga, dan syahwat mulai fajar hingga terbenamnya matahari, namun juga mampu menjadikan puasa Romadhon tahun ini memiliki nilai plus dibanding dengan Romadhon tahun lalu. Nilai-nilai spiritual, psikologi, dan humanis-Sosial menjadi acuan kita  dalam  mencapai derajat “La’allakum Tattaquun”  yang tertuang dalam Sr. Al Baqoroh 183, dan itu haruslah dilaksanakan melalui riyadhoh dan mujahadah.

Mujahadah dan riyadhah adalah suatu usaha dan proses kita secara aktif, terus menerus, tanpa henti, dalam perjalanan menuju Tuhan. Sepertinya mudah diucapkan, namun sulit dilaksanakan. Mujahadah adalah perjuangan keras menaklukkan hawa nafsu, kecenderungan, dan kebiasaan hidup kita yang bisa mendorong kepada maksiat. Mujahadah inilah yang disampaikan oleh Rasulullah  ketika selesai perang Badar, dalam hadis yang sering dikutip oleh para sufi.

“Kalian semua pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah, apakah pertempuran besar wahai Rasulullah? Rasul menjawab, pertempuran melawan  hawa nafsu”.

Perang fisik sebesar apapun, adalah perang kecil, bila dibandingkan dengan perang melawan hawa nafsu. Pada perang fisik, musuh kita terlihat jelas, namun saat mujahadah melawan hawa nafsu, musuh kita adalah diri kita sendiri. Musuh kita ada di dalam diri kita, yaitu hawa nafsu (syahwat) yang diperkuat dengan waham (khayalan), dan ghadab (emosi).

Dalam upaya melatih menahan atau bahkan melenyapkan nafsu/syahwat, maka harus melaksanakan tahapan pertama “Takholli” yang berarti mengosongkan hati dari perbuatan-perbuatan kotor/destructive. Kita harus mampu menghilangkan sifat-sifat akhlak tercela seperti, iri, dengki, hasut, takabur, dusta, serakah,riya’, dsb.

Tahapan kedua adalah “Tahalli”  yang berarti mengisi hati dengan perbuatan-perbuatan yang mulia/konstruktif. Pada tahapan ini, kita hendaklah mampu mengendailakn diri dari nafsu, Karena didalam hati kita telah tertanam nilai moral yang mulai, seperti zuhud, qona’ah, ridho, waro’, istiqomah, qonaah, sabar, syukur, tawakkal, dan sebagainya.

Dan tahapan yang ketiga adalah “Tajalli” yang merupakan realisasi nilai-nilai religi moral dalam diri manusia yang berarti melembaganya “nilai-nilai ilahiyah” yang selanjutnya akan direfleksikan dalam setiap gerak dan aktifitas lainnya. Pada tingkat ini seseorang telah mencapai tingkat kesempurnaan “insan kamil”.

Demikian ulasan singkat kegiatan tasiyah yang telah dilaksanakan hari Senin, 3 April 2023. Mudah-mudahan Romadhon tahun ini, benar-benar berkah, menjadi  “insan kamil” yang akan membawa kita mecapai  derajat “La’allakum Tattaquun”

 

Penulis

Muhammad Al Maghfur, S.Ag.,M.Pd

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share Article: